[Review] The Road To Red Restaurant List : Petualangan mencari makanan langka
Aku mau sharing tentang salah satu series yang barusan banget aku selesaikan berjudul “The Road to Red Restaurant List”
Bisa di tonton di Netflix |
Series ini berkisah tentang
seorang budak korporat pekerja kantoran bernama Tomoi Suda yang merasa sangat
kewalahan dengan kehidupan kerjanya. Sebagai pelarian dari kejamnya dunia kerja
itu, Suda memiliki hobi untuk pergi healing seorang diri keliling Jepang dengan
mengendarai mobil yang dilakukan setiap weekend. Dalam setiap perjalanan, Suda harus
kemah di mobil untuk menghemat pengeluaran.
Suda berkendara ke tempat-tempat keren di Jepang, sekaligus mencari restoran-restoran kuno yang menyajikan hidangan dengan cita rasa otentik. Kalau bahasa sekarang sih namanya “Hidden Gems”. Pemilik restoran yang didatangi Suda, semuanya telah lanjut usia. Sehingga setiap habis makan dan Suda berkata,
“Suatu saat aku akan kembali lagi”.
Para pemilik memberi jawaban,
“Saat kau datang kesini lagi, mungkin restoran ini sudah tidak ada.”
Restoran yang didatangi Suda adalah restoran yang kemungkinan tidak bertahan lama. Ketika pemiliknya tutup usia maka restorannya juga akan tutup. Rata-rata alasannya karena tidak memiliki penerus, pemilik restoran tersebut tidak ingin anak-anaknya meneruskan bisnis itu karena ingin mereka memiliki kehidupannya sendiri dan tidak terbebani dengan bisnis keluarga. Mengelola sebuah restoran kuno tentu cukup sulit di era sekarang. *I’m not crying, you crying 😭
Selain membangkitkan selera, series ini juga berhasil membangkitkan rasa sentimental terhadap suatu makanan. Mengetahui bahwa makanan-makanan tersebut akan punah di masa depan, membuat makanan menjadi lebih bernilai. Series ini membuat kita memiliki pandangan baru terhadap sebuah makanan, mengapresiasi makanan dengan cara yang lain. Apalagi Suda yang menyantap makanan dengan penuh penghayatan, makin bikin pengen ikut makan sekaligus ikut sedih.
![]() |
Beberapa makanan yang di pesan Suda |
Jadi, kenapa series ini patut untuk ditonton?
Berbeda dengan drama yang sering
kita tonton -yang kalau habis nonton nggak jadi happy malah tambah stress-,
series ini dikemas layaknya kehidupan sehari-hari. Drama yang ada sewajarnya, benar-benar mirip kehidupan rata-rata umat manusia di bumi, jadi kita
pasti akan relate.
Dari segi cerita, sebenarnya agak
monoton karena pola setiap episodenya sama. Suda pulang kantor, nyetir, sampai
tujuan, tidur di mobil, besoknya nyari restoran. Plot tersebut diulang selama
12 episode. Namun karena memang fokusnya kuliner dan satu episode cuma 20menit-an,
jadi termaafkan deh.
Oh iya, aku iseng search di gmaps restoran-restoran tadi dan beneran ada lohhhh. Bisa dikunjungi kalau ada rezeki ke Jepang. Salut ke penulisnya, riset sampai seniat itu.
Jadi berasa virtual tour, seru banget. . . .
Resto sempit dari Episode 8 |
Tempat Suda membeli Omurice di Episode 7 |
Untuk soal kemping di mobil, memang sebelum nonton ini, kerjaanku tiap malam nonton youtube soal camper van. Semoga suatu saat bisa cobain nikmatnya *Manifesting ✌
Suda adalah aku, Suda adalah kita semua yang sering kali merasa kewalahan dengan pekerjaan atau kehidupan sehari-hari dan butuh sejenak jeda untuk diri sendiri. Mungkin dengan nonton series ini, kita bisa kembali menemukan, apa sih yang benar-benar bisa bikin kita "happy" di tengah dunia yang serba cepat ini?
Komentar
Posting Komentar