THE AMAZING RACE : SUB > KUL

 Halo hola . . . .

In line dengan postingan sebelumnya yang menyatakan kalau aku ingin kembali menulis di blog ini, aku mulai kumpulkan lagi kepingan-kepingan peristiwa monumental yang terjadi tetapi belum sempat diabadikan disini. Pelan-pelan dulu ya dan mungkin akan sedikit acak time line kejadiannya, tergantung aku ingatnya yang mana dulu (maklumin aja). Heuheuheu. . .

Kita mulai lembaran baru ini dengan perjalanan pertamaku ke luar wilayah NKRI yang sebenarnya sudah terlaksana tahun 2017 lalu. Wowwww sungguh membagongkan ya, tahun 2017 tapi baru diposting tahun 2021. Sebenarnya sudah ada beberapa draft tulisan soal trip ini tapi selalu berhenti di tengah jalan, nggak bisa sampai selesai dan sekarang aku lupa draft tulisan itu ada dimana, memang cuma rasa malas yang selalu jadi pembatas. Huhhh ๐Ÿ˜ž๐Ÿ˜ž

Trip ini adalah trip nekat yang diinisiasi oleh suhu perjalanan lintas negaraku yaitu Mas Eko, teman kerja yang sudah makan asam garam dunia per-backpacker-an, katanya dia ingin menunjukkan ke seorang Luly Dhuhita bagaimana cara melewati imigrasi check. Trip ini menjadi nekat karena dalam 3 hari 2 malam, kita bisa merencanakan melewati 3 batas negara yaitu Indonesia, Malaysia, dan Singapore. Bener-bener padat sekali itinerary perjalanan kita kala itu. Makanya kalau aku sebutnya The Amazing Race, karena kita berasanya lagi ikut acara Amazing Race.

DAY-1 : 13 Januari 2017

Kita berangkat hari Jum'at tanggal 13 Januari 2017 sekitar pukul 13.00 dari Bandara Juanda Surabaya.
Oiya, kenapa aku sebutnya "kita"? Karena rombongan ini terdiri dari 5 orang, yaitu aku, Mbak Farra, Mbak Mala, Mas Eko, dan Papang. Kita ini sekantor ya, dan 3 diantaranya adalah petugas loket pelayanan, jadi lumayan agak susah ngajukan izinnya karena kita harus pastikan ada yang bisa gantiin jaga loket. Setelah beberapa drama, Alhamdulillah akhirnya bisa berangkat juga.
Setelah selesai urusan di imigrasi dan check-in, kita santai-santai dulu sambil menunggu dipanggil untuk masuk pesawat. Kita check-in tanpa ribet-ribet ya, karena kita beli tiket pesawat yang tanpa bagasi jadi cuma bisa bawa tas ransel dengan isi yang memenuhi syarat masuk ke cabin. Sampe bawa deodorant pun deodorant sachet biar nggak kena batas maksimal cairan bawaan. Dari sini sudah terlihat ya kalau perjalanan ini adalah perjalanan dengan budget friendly, sesuai dengan kantong kita.
Notes : Batas maksimal cairan yang boleh dibawa masuk ke cabin adalah maksimal 100 ml per jenis cairan dan maksimal 1 liter per penumpang
Team "Pokok'e Ayo"

Sesampainya di KLIA 2, kita makan siang di food court untuk cari makanan yang ngenyangin tapi tetap ramah di kantong, sambil ngobrolin perjalanan selanjutnya.
Notes : Aku baru tau kalau kartu ATM dari Bank Indonesia selama ada VISA atau Mastercard, bisa digunakan untuk ambil uang juga di ATM negara tetangga yang sama-sama melayani VISA atau Mastercard.

Kita naik KLIA Ekspress untuk menuju KL Sentral


Menyusun Strategi


Tiket KLIA Ekspress tahun 2017

Hotel kita persis di belakang stasiun KL Sentral, namanya NU Hotel. Pertimbangan itu diambil mengingat hari selanjutnya kita harus mengejar pesawat pagi-pagi buta untuk ke Singapore dan untuk bisa ke KLIA dengan cepat tanpa macet transportasi terbaik adalah menggunakan KLIA Ekpress (Kereta Bandara).
Selain itu, Kuala Lumpur memiliki moda transporatasi masal berupa KRL yang bernama RapidKL jadi dengan nginep dekat dengan KL Sentral, kita bisa menyempatkan jalan-jalan malam dulu di KL lalu mampir ke Petronas Tower tanpa membuang banyak tenaga.

Kalau lain waktu ada rezeki ke KL lagi, bisa nginep disini.
Thanks Google sudah mengingatkan kapan kesana


Foto ini diambil dari jendela kamar kami di NU Hotel
Beneran langsung memandang rel kereta


Tiket RapidKL tahun 2017


BUCIN Check ✅


Sudah SAH menjadi TURIS

Pulang dari jalan-jalan, kita makan malam di ABC Bistro Cafe di dekat hotel. Yang jual sepertinya keturunan India, di KL ini banyak penjual makanan adalah keturunan India. Aku pesan nasi kandar dan es milo. Reminder aja kalau ke KL, selain mampir ke Petronas wajib harus coba es milo-nya juga. 

Warung nya kaya gini, ini aku ambil di google.
Alamatnya disini


Penampakan Nasi Kandar
Rasanya mirip Nasi Padang versi lebih manis


Selama trip ini, karena kita menerapkan prinsip "kalau bisa gratis, kenapa harus bayar" Jadi kita nggak beli kartu SIM. Kita cuma bisa internetan dan posting di medsos kalau ada free wifi. Mungkin karena itu juga perjalanan kali ini terasa "berisi", tidak banyak posting, cukup dinikmati kalangan sendiri. Mau ngapain lagi kalau nggak ada inet, ya ngobrol doang bisanya tapi disitulah letak asyiknya. Enjoy the moment. 

Masih ada beberapa postingan lagi untuk seri The Amazing Race ini, yuk mari ditunggu. 

Salam, 
Luly
xoxo


Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] NADIRA - Leila S. Chudori

A&M Co : Best Croissant in Town

[Spoiler Alert] SESUK - Tere Liye : Plot twist tapi ya gimana yaaa??