LIKA-LIKU PENGANGGURAN



Sehabis di wisuda terus apa??

Ada hal yang sebenarnya aku bingung, kenapa orang diberi selamat saat diwisuda??

Bukannya wisuda itu juga menandai perubahan status dari yang mulanya mahasiswa menjadi pengangguran??apanya yang harus dirayakan???ini yang bikin perasaan abstrak saat diwisuda, merasakan bahagia dan khawatir disaat bersamaan.  Perubahan status ini terasa sekali, karena beberapa hal aku harus membuat rekening baru di bank, untuk buka rekening itu aku harus mengisi data-data dan menuliskan pekerjaan, Hell-nya pekerjaan “sedang mencari pekerjaan” itu tidak ada!!! Aku mendadak galau, harus diapakan titik itu???

Masalah nganggur-menganggur ini makin mengkronis ketika hasil Tes TKD PNS Menkeu diumumkan. Hampir semua lulusan pajak angkatan 2010 UNS ikut berpartisipasi dalam rekrutan ini tapi yg berhasil lanjut ke tahap selanjutnya hanya sebagian kecil, sisanya harus membusungkan dada, menegarkan kepala, melanjutkan hidup dengan mencari kesempatan di tempat lain, termasuk aku. . . .

Setelah pengumuman itu, aku tidak bisa tidur barang sepejaman. Aku mengkhawatirkan perasaan Bapak Ibukku, mereka terlanjur berharap karena nilaiku yang lumayan bisa diharapkan. Ketika Bapak membeli tas koper, beliau bercanda kalau membelinya untuk aku pakai diklat di Kemenkeu nanti. Bagaimana perasaan Bapak? Bagaimana perasaan Ibuk? Malam itu, baru setelah aku ambil air wudhu dan “bercerita” kepada Allah akhirnya aku bisa tenang dan tidur. Diluar dugaan, setelah Bapak tau kenyataannya, beliau berusaha menyemangatiku dengan berbagai cara, mengatakan kalau memang bukan rezeki dan rezekiku ada di tempat lain yang Insyaallah lebih barokah buat aku.

Dari hasil berbagi perasaan dengan teman-teman seprofesi, yaitu profesi GM ( bukan General Manager tapi Gagal Menkeu, disadur dari omongannya Pras ) kita sepakat kalau hidup harus tetap berlanjut dan enggak berhenti nungguin sekelompok kecil manusia yang meratapi nasib. Setelah itu aku mulai semangat lagi melamar disana-sini, sempat ikut test di beberapa tempat dan masih terus gagal. Di setiap gagal itulah ada perasaan rendah diri, malu ke orang tua, dan putus asa. Untungnya, Jefri membantuku untuk tetap berjalan di rel yang sudah aku bangun sendiri, kalau aku menyerah apa bedanya aku dengan pengangguran lain??Kalau aku tidak punya semangat, terus apa lagi yang aku punya? Aku tidak patah semangat, tapi bagaimana Bapak dan Ibuk? Apa masih sanggup kalau aku harus gagal puluhan kali lagi sampai akhirnya bisa berhasil??

Bapak, Ibuk, jangan malu dulu kalau anakmu ini belum punya pekerjaan yang bisa membuat kalian bangga menyebutkannya di depan teman-teman kalian,
Tunggu sebentar lagi ya, jangan menyerah dulu mengharapkan aku,
Ada beberapa orang yang nasibnya lebih baik tapi juga ada beberapa yang membutuhkan kerja keras lebih, kalau memang harus begini dulu hidupku, pasti aku jalani, lagian, apa asyiknya tidak pernah gagal?? semoga semua terbayar ya suatu hari di depan. . .aminnnnn

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] NADIRA - Leila S. Chudori

A&M Co : Best Croissant in Town

[Spoiler Alert] SESUK - Tere Liye : Plot twist tapi ya gimana yaaa??