Jadi Ratu (wisudawati) Sehari
Disaat aku mulai
ngetik ini, aku sudah di depan komputer bermenit-menit, ngeliatin halaman
kosong Microsoft word sambil memainkan mouse. Beberapa hari ini rasanya kepala
penuh sekali, banyak hal-hal yang ingin aku tulis, mungkin bahkan terlalu banyak,
berjejalan ingin dikeluarkan, sehingga malah berakhir dengan bingung mau
mengeluarkan yang mana dulu.
Bulan Oktober
kemarin aku akhirnya merasakan momentum maha penting untuk mahasiswa. Iya,
akhirnya aku bertoga, akhirnya ada tali yang dipindah dari sebelah kiri ke
sebelah kanan, akhirnya punya sedikit tambahan beberapa huruf setelah namaku.
Menjabat sebagai wisudawan (atau wisudawati?) selama sehari rasanya abstrak.
Bahagia sudah
jelas, mana ada orang yang berhasil lulus dan tidak bahagia??? Apalagi kedua orang
tuaku, kewajiban mereka membekaliku dengan pendidikan yang cukup sudah lunas
dijalankan dihari itu, selebihnya semua ada di tanganku sendiri, mau dijadikan
apa masa depanku nanti. Semua orang gembira, saling bersalaman, bertukar bunga,
berfoto di depan rektorat, berfoto sambil pegang ijazah, berfoto dengan selempang
cumlaude (meski barang pinjaman), berfoto sambil melempar toga, atau melempar
apa saja yang bisa dilempar, ramai sekali. . .
Setengah jam. .
.
Satu jam. . .
Satu jam setelah
prosesi selesai, satu persatu dari kelompok-kelompok keramaian tadi pergi
berpindah tempat, entah ke rumah makan, entah ke tempat lainnya. Aku masih di
rektorat menunggu Putri yang katanya mau datang memberiku selamat dan ikut
berbahagia, jadi aku merasakan betul perubahan suasananya, dari bising sekali dan
lama kelamaan sepi. Gedung rektorat sekali lagi telah selesai menjalankan
tugasnya, dia kembali sepi sambil menunggu tugas untuk kembali menerima dan
melepas angkatan selanjutnya.
Sebenernya ini really late post, sudah berbulan-bulan kesimpen di komputer dan baru ke posting sekarang, sepertinya niat buat nulis sering-sering itu masih cuma sekedar wacana -_____-

Komentar
Posting Komentar